BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam mengantarkan ke
pintu kemerdekaannya, India tidak lepas dari peran dari seorang tokoh yang
religius dan gigih. Dia adalah Mahatma Gandhi, seorang tokoh yang
memperjuangkan kemerdekaan India dengan berani menentang kebijakan-kebijakan
yang diterapkan oleh Inggris serta berusaha mewujudkan dan memperjungkn
keadilan bagi seluruh rakyat India.
Mempelajari kehidupan
Mahatma Gandhi sama saja dengan menelusuri kembali perjuangan rakyat India
dalam memperjuangkan kemerdekaan dan kebebasannya. Mahatma Gandhi memiliki
kepribadian yang unik, disatu sisi dia sebagai orang suci yang hidup bersama
rakyat jelata, tetapi disisi lain dia adalah seorang politisi hebat yang
mempunyai pemikiran yang luar biasa.
Kegigihannya dalam
memperjuangkan kebenaran spiritual membuat kebingungan tersendiri bagi Kerajaan
Inggris Raya, bahkan oleh orang Inggris, dia disebut sebagai “pengemis
telanjang”. Sebuah kata-kata yag terasa jauh dari kesan Mahatma Gandhi sebagai
tokoh dalam Pergerakan Kemerdekaan India. Mahatma Gandhi sendiri tidak punya
tujuan untuk menaklukkan penjajahan, Gandhi malah menginginkan untuk dapat
berdamai dan merangkul musuhnya sebagai sahabat. Cara Gandhi dalam
mempertahankan kebenaran menjadi kunci dalam memenangkan hati musuh.
Mahatma Gandhi bukan
saja seorang tokoh populer dan pahlawan India, namun juga seorang tokoh dunia
yang berjasa besar pada perjuangan hak-hak asasi manusia dan pejuang anti
kekerasan. Penampilan Gandhi amatlah sederhana namun pemikiran dan
perjuangannya berdampak besar bagi kemerdekaan India serta menginspirasi
pejuang-pejuang anti kekerasan di berbagai belahan dunia. Dibalik kain putih,
tubuh yang rapuh itu tersimpan kekuatan dan kharisma yang luar biasa.
Berkali-kali ia masuk penjara, Gandhi terus berjuang bahkan memimpin rakyatnya
secara damai meraih kemerdekaan India
Seperti
kebanyakan bangsa-bangsa lain, bangsa India dan Pakistan juga tidak senang
dijajah oleh Inggris. Mereka berusaha keras untuk mematahkan tali penjajahan
yang melilit diri mereka dalam penderitaannya, mereka banyak melakukan
kegiatan-kegiatan politik dan gerakan-gerakan kebangsaan guna merebut
kemerdekaan dari tangan penjajahan Inggris. Pada dasarnya kedua Negara ini
merupakan satu bangsa. Namun diantara kedua golongan yaitu golongan Hindu dan
golongan Muslim terjadi perselisihan paham yang mengakibatkan terciptanya dua
negara berbeda. Penjajahan Inggris di awali dengan pembentukan EIC pada abad ke
XVII (1605) di India yang berdampak pada kolonialisme dan penderitaan. Hal ini
yang menyebabkan terjadinya perlawanan dan gerakan-gerakan anti kolonialisme
atau penjajahan. Karena kontribusi
yang begitu besar yang dilakukan Gandhi untuk India, kami mengambil topik untuk
makalah ini tentang peranan Mahatma Gandhi dalam perjuangan pergerakan di
India.
B. Rumusan Masalah
- Peran Gandhi dalam pergerakan nasional menuju India merdeka
- Pemikiran kemanusiaan Mahatma gandhi
- Akhir perjuangan Gandhi
C. Tujuan Penulisan
- Untuk mengetahui peran Gandhi dalam pergerakan nasional menuju India merdeka
- Untuk mengetahui pemikiran kemanusiaan Mahatma Gandhi
- Untuk mengetahui akhir perjuangan Gandhi
BAB 11
PEMBAHASAN
Mohandas Karamchand Gandhi atau yang sering dikenal dengan nama Mahatma
Gandhi (Jiwa Agung) lahir di kota Porbandar pada tanggal 2 Oktober 1869. Waktu
kanak-kanak Gandhi termasuk anak yang pemalu dan tidak begitu pandai dalam
bidang akademik disekolahnya. Waktu remaja tepatnya diusianya yang ke 13 tahun
saat duduk dikelas dua Sekolah Menengah Pertama Gandhi menikah dengan kasturbai
yang berusia 13 tahun juga. Pernikahan itu terjadi karena perjodohan diantara
kedua orang tua mereka. Setelah Gandhi menyelesaikan SMA nya di India dia
kemudian melanjutkan pedidikannya di Inggris, Gandhi kuiah di salah satu
universitas disana mengambil jurusan Hukum. Setelah menyelesaikan studinya di
Inggris Gandhi kembali ke India.
Setelah sampai di India Gandhi dikejutkan dengan kabar kalau ibunya sudah
meninggal dunia. Saat itu Gandhi benar-benar terkejut dan sangat terpuruk.
Setelah kembali di india kasus pertamanya adalah menyelesaikan permasalahan
pamannya yang bekerja di pemerintahan India dengan kolonial Inggris. Pada saat
itu Gandhi dikirim ke inggris untuk membujuk pemerintah Inggris menyelesaikan
masalah dengan baik tapi pada saat itu hanya cacian dan hinaan yang muncul dari
mulut pemerintahan di Inggris. Sejak saat itu ada rasa dendam pada diri Gandhi
kepada Inggris. Justru ketika itu sebuah firma kepunyaan orang islam di
Porbandar menawarkan untuk mengirimnya ke Afrika Selatan selama setahun sebagai
ahli hukum mereka. Dan setelah berfikir Gandhi menerima tawaran itu karena
sulitnya mencari peluang di India.
Gandhi adalah seorang yang patuh terhadap agamanya selain itu jiwa
nasionalisme untuk negaranya sangat tinggi. Gandhi memulai perjuangannya
sebagai ahli hukum orang India di Afrika Selatan pada tahun 1893. Disana banyak
terjadi ketidakadilan yang dilakukan pemerintah setempat terhadap rakyat India,
seperti dari warna kulit yang dipermasalahkan dan tindakan diskriminasi
terhadap kulit hitam sering terjadi. Setelah menyelesaikan tugasnya di Afrika
Gandhi kembali ke India. Perjuangan Gandhi untuk kemerdekaan India diawali saat
beliau kembali dari Afrika Selatan. Sepulangnya dari Afrika Selatan
kolonialisme dan imperealisme Inggris masih memperjajah India.
A.
Peranan Gandhi dalam Perjuangan Nasional Di India
Kongres
nasional India merupakan organisasi tertua dan terbesar di dunia meskipun
berdiri dengan sangat sederhana. Tanggal 28 Desember 1885
berlangsung sesi pertama kongres nasional India di Bombay yang menjadi tongak
sejarah penting menuju India yang merdeka. Sesi pertama dari kongres nasional
India dihadiri 72 delegasi dari seluruh penjuru India. Ini merupakan konferensi
terbesar yang dihadiri oleh seluruh pejabat terpandang di seluruh India.
Gubernur Bombay yang menjadi presiden pertama kongres pada waktu itu
menjelaskan bahwa pembentukan kongres nasional India untuk menjadi payung dari
perbedaan ras, suku, golongan, dan menyatukannya dalam kesatuan nasional. Kongres nasional
India berubah menjadi organisasi yang dinamis, demokratis dan berbasis massa.
Gandhi dengan pemikirannya merangkul para petani, pekerja industry dan
masyarakat kalangan bawah yang sebelumnya tidak dilibatkan dalam kongres
nasional India. Sebelumnya kongres dikuasai oleh kaum moderat dari kalangan
atas sehingga kongres tidak menunjukan perkembangan yang positif. Aksi-aksi
kongres yang sebelumnya dilakukan dengan berbagai cara termasuk dengan
terorisme berubah menjadi aksi damai tanpa kekerasaan, perlawanan-perlawanan
terhadap koloni Inggris dilakukan dengan damai dan sopan. Tujuan kongres
berubah untuk tidak hanya memperoleh kebebasan dan kemerdekaan koloni namun
untuk menyelesaikan masalah kaum minoritas, mengakhiri kutukan kasta dan
menciptakan persatuan nasional. Banyak pertentangan dari para pemimpin kongres
yang sebelumnya terhadap teknik baru yang ditetapkan Gandhi, beberapa diantara
mereka memutuskan tidak aktif dalam kongres dan menetap di Inggris untuk
sementara karena kurang bisa beradaptasi dengan kalangan bawah yang terdaftar
dalam kongres karena kebijakan Gandhi. Gandhi menekankan pengalaman emosional
untuk dapat merasakan penderitaan para petani dan para buruh agar seluruh
anggota yang terdaftar dalam kongres mampu bersatu membela satu sama lain.
Masa Amritsar
Undang-undang Rowlatt dikeluarkan oleh badan legislatif kerajaan New
Delhi tanggal 18 Maret 1919. Dengan menamakan undang-undang ini “ tak adil,
merongrong prinsip kemerdekaandan menghancurkan hak-hak perorangan yang
mendasari keamanan seluruh masyarakat serta Negara sendiri” maka Gandhi
mengadakan perlawanan untuk menghentikan undang-undang itu, tapi Gandhi dan
rakyat India dianggap angin. Sempat beberapa hari Gandhi beristirahat setelah
itu Gandhi mengusulkan untuk melaksanakan hartal umum yang artinya penghentian
total kegiatan ekonomi toko ditutup, kapal tak dimuati, pabrik menganggur dan
bank ditutup. Hartal mencapai sukses gemilang, tapi dikota-kota besar hartal
disertai pembakaran, memotong kawat-kawat telegram, menggarong toko dan
menyerang secara fisik orang-orang Inggris. Atas kejadian itu Gandhi menghukum
diri untuk berpuasa 3 hari dan menyuruh para pengikutnya berpuasa 24 jam. Dan pada
tanggal 18 April kampanyenya dihentikan karena dirasa salah perhitungan.
Brigadier Djendral Reginald E.H. Dyer seorang perwira tentara
Inggris melarang pawai dan rapat tapi dibanyak tempat pengumuman itu tidak
dibaca orang. Pada tanggal 13 April di Amritsar dan tepatnya di Jallianwalla
Bagh, Dyer melakukan pembunuhan besar-besaran dan mengakibatkan 1137 orang
luka-luka, 379 orang mati, atau 1516 korban dari 1650 peluru.
Gandhi membalas pembunuhan di Amritsar dengan politik
non-kooperatif. Pemboikotan pada barang-barang inggris segala tanda kehormatan
inggris, sekolah inggris dan pekerjaan untuk inggris. Gandhi mengajukan cara
ini pada konperensi Islam di New Delhi 1919. Pada tahun itu untuk penangkal
luka parah yang disebabkan Dyer, raja kaisar mengumumkan
pembaharuan-pembaharuan Montagu-Chelmsford yang menetapkan bahwa beberapa
pemerintahan propinsi akan diserahkan pada orang-orang India.
Pada Desember 1920 Ghandi menjanjikan pada saat kongres di Nagpur
asal sikap non-kooperasi india tetap tanpa kekerasan pemerintahan sendiri akan
terlaksana satu tahun lagi. Gandhi membawa pesan itu kepada rakyatnya, kemudian
banyak orang yang keluar dari mahkamah-mahkamah Inggris, para pemuda di Universita-universitas
meninggalkan kelas, para guru dan masasiswa pergi kedusun-dusun untuk
mengajarkan politik kooperatif kepada para petani (berarti tak membayar pajak
dan tak menggunakan minuman keras).
Tujuh bulan lamanya Gandhi keliling ke dusun-dusun berpidato pada
pertemuan masal dari beribu-ribu orang, yang karena waktu itu belum ada
mikrofon, hanya dapat berharap menangkap kekuatan jiwanya. Dalam perjalanan
panjang untuk propaganda non-kooperatif itu Gandhi disertai kakak beradik ali
yang beragaman islam dan perjalannannya mempunyai tanda-tanda kebangkitan
kembali dalam kehidupan beragama. Dikatakannya pada seluruh rakyat supaya tidak
memakai pakaian asing, dan ketika mereka bertepuk tangan, disuruhnya mereka
untuk melepas semua pakaian buatan luar negeri dan menaruhnya didepan Gandhi.
Timbunan kemeja, celana, jas dan baju dalam ini lantas dibakar dengan korek dan
seketika api membakar semua barang imporan itu, dimintanya setiap orang supaya
memintal benang dan menennun benang setengah jam tiap hari inilah penerapan
dari asas swadeshi.
Tahun itu berlalu tanpa pemerintahan sendiri seperti yang dijanjikan
oleh Gandhi. Banyak nasionalis yang menganjurkan untuk melakukan pemberontakan
terang-terangan terhadap pemerintah Inggris dan itu membuat perselisihan di
kalangan kongres memuncak. Setelah itu pada tanggal 4 Nopember 1921 panitia
pelaksanaan kongres yang berada di New Delhi menerima resolusi yang mnguntungkan
kampanye ketidak patuhan sipil tanpa kekerasan. Desember 1921 dan januari 1922 ada 1000 orang India
dipenjarakan karena pelanggaran politis.
Motilal Nehru, C.R. Das serta beratus-ratus orang kongres terkemuka lainnya
telah masuk penjara. Dibeberapa provinsi petani-petani telah melancarkan
gerakan-gerakan spontan untuk menolak pajak. India mengalami suasana buruk.
Pada tanggal 1 februari 1922 Gandhi memberiahu rencananya kepada
Lord Reading (raja muda baru) tentang ketidak patuhan sipil di kabupaten
Bardoli dekat Bombay. Baru saja percobaan di Bardoli itu dimulai Gandhi
mendengar kabar tentang kekejian yang dilakukan tiga hari sebelumnya di kota
kecil bernama Chauri Chaura di persatuan profinsi, 800 mil dari Bardoli. Dengan
adanya kejadian itu usaha ketidak patuhan sipil di bardoli itu dihentikan dan
dilarangnya melakukan penentangan terhadap pemerintah diseluruh tempat di
India, maka Gandhi tiada senjata lagi dan Lord Reading menangkapnya. Gandhi
ditangkap pada tanggal 10 Maret pukul 10.30 pagi.
Gandhi seolah minta ditangkap. Tuduhannya ialah menganjurkan
pemberontakan dalam tiga karagan yang diumumkan dalam artikel mingguan India
Muda. Pada tanggal 18 Maret di kantor
pengadilan kecil di Ahmedabad Gandhi dijatuhi hukuman enam tahun penjara. namun
pada tanggal 5 Februari 1924 Gandhi dibebaskan karena dia terserang usus buntu
dan memerlukan waktu penyembuhan yang cukup lama.
Di India, pergolakan nafsu sesudah masa Amritsar sudah reda.
Kebimbangan serta perasaan putus asa dan mungkin juga ajaran Gandhi tentang
tanpa kekerasan, memadamkan api semangat nasionalisme yang sedang bertempur
itu. Ini bukan waktunya melakukan pemberontakan terbuka melawan Inggris. Gandhi
mengabdikan diri untuk mendidik kembali bangsanya kearah kemerdekaan walaupun
dianggap lambat dalam prosesnya.
Masa Monopoli Garam
Selanjutnya pada
tanggal 12 Maret tahun 1930, Mahatma Gandhi memimpin sebuah gerakan perlawanan
rakyat sipil untuk memprotes monopoli garam yang diberlakukan pemerintah
Inggris di India. Aturan monopoli garam yang ditetapkan Inggris berisi larangan
bagi rakyat India untuk mengumpulkan atau menjual garam dan paksaan untuk
membeli garam dari Inggris yang telah dikenai bea pajak yang tinggi. Mengingat
bahwa garam merupakan kebutuhan vital bangsa India, Mahatma Gandhi memimpin
gerakan satyagraha atau perlawanan rakyat sipil.
Pada tanggal 12
Maret 1930, Gandhi dan 78 pengikutnya melakukan pawai ke kota Dandi yang
terletak di pantai Laut Arab yang berjarak 241 mil. Di sepanjang jalan, puluhan
ribu rakyat India bergabung dalam pawai itu. Setelah mereka sampai ke kota
Dandi, mereka memulai gerakan penyulingan garam dari laut. Gerakan ini dengan
segera meluas ke seluruh India, termasuk kota pantai Bombay dan Karachi.
Tentara Inggris pun turun tangan menghadapi perlawanan rakyat India ini dan
menahan 60.000 orang, termasuk Gandhi. Namun, gerakan satyagraha terus
berlangsung, sampai akhirnya Gandhi dibebaskan dan bersedia menghentikan
gerakan itu dengan kompensasi akan diadakan konferensi untuk menentukan masa
depan India.
Masa Perpecahan India
Ketegangan
politik terjadi di India menjelang kemerdekaanya dari Inggris dalam periode
1935-1947, yang ditandai dengan munculnya konflik-konflik komunal antara dua
golongan terbesar dalam masyarakat India yaitu golongan Hindu dan golongan
Muslim. Golongan Hindu merupakan golongan mayoritas yang jumlahnya sekitar 250
juta jiwa dari total 400 juta penduduk India. Sedangkan golongan Muslim
jumlahnya sekitar 100 juta jiwa, yang merupakan golongan minoritas terbesar
dibandingkan dengan golongan minoritas-minoritas lain di antaranya golongan
Sikh, Budha, Parsi, dan Kristen (Anglo-Hindu) yang seluruhnya berjumlah sekitar
50 juta jiwa (Gzaznawi, 1966: 53).
Tahun 1946, Gandhi menyarankan anggota kongres untuk menolak
proposal yang diajukan oleh pemerintah Inggris. Walaupun demikian ini adalah
salah satu dari beberapa kali kongres menolak nasihatnya. Walaupun Nehru dan
Patel mengetahui jika kongres menolak proposal itu maka kontrol pemerintah akan
berpindah ke Liga Muslim. Antara tahun 1946-1948 ini, sekitar 5000 orang
terbunuh dalam kekerasan ini.
Gandhi sangat menentang ide untuk membagi India menjadi 2
negara. Pertumbuhan penduduk muslim di India yang hidup berdampingan dengan
Hindu dan Sikh menjadi tersekat. Apalagi Muhammad Ali Jinnah, pemimpin liga
Muslim, mendukung penyebaran di Punjab Barat, Sindh, Propinsi frontier barat
daya, dan Bengal Timur.
Rencana penyekatan disetujui oleh kongres untuk menghindari
perang sipil di India. Walaupun demikian kongres tetap berusaha untuk meminta
dukungan dari Mahatma Gandhi yang pasti menolaknya. Dengan bantuan kolega
terdekat Gandhi, Beliau akhirnya luluh dan menyetujui petisi tersebut.
Mahatma Gandhi sering memimpin pertemuan antara pemimpin
Muslim dan Hindu. Namun dalam perang India-Pakistan tahun 1947, Gandhi
mempermasalahkan pemerintah yang menolak membayar 250juta rupee kepada
Pakistan. Pemimpin seperti Sardar Patel takut Pakistan menggunakan uang untuk
membiayai perang melawan India.
Perasaan Gandhi hancur ketika ada permintaan untuk mengirim
balik warga Muslim ke Pakistan. Saat itu pemimpin Hindu dan Muslim frustasi
karena tidak mencapai kesepakatan. Gandhi kemudian mengeluarkan pernyataan di
Delhi untuk menghentikan seluruh kekerasan dan membayar 25juta rupee kepada
pakistan. Gandhi takut ketidakstabilan dan ketidakamanan di Pakistan dapat
meningkatkan kemarahaan untuk melawan India dan kekerasaan akan menyebar di
seluruh perbatasan. Beliau juga menyadari akan kemungkinan Muslim dan Hindu
untuk melakukan perang sipil di India.
Setelah melalui perdebatan yang panjang dan emosional,
Gandhi menolak untuk memindahkan warga ke Pakistan dan akhirnya pemerintah membayar
ke Pakistan. Pemimpin komunitas Hindu, Muslim, Sikh dan beberapa aliran
kepercayaan lainnya menjamin bahwa mereka akan meninggalkan kekerasaan dan
menjalankan perdamaian.
India memperoleh
kemerdekaan dari Inggris pada tahun 1947 berdasarkan India Independence Act
1947, undang-undang tersebut juga dijadikan sebagai landasan dalam
pembagian India menjadi dua negara dominion. Peralihan kekusaan (transfer of
power) berlangsung dengan damai dan menempuh proses konstitusional, namun
menyisakan ironi karena di samping memperoleh kemerdekaan dari Inggris India
harus dibagi menjadi dua negara. Pembagiannya didasarkan atas dua golongan
terbesar dalam masyarakat India yaitu golongan Hindu (negara India) dan Muslim
(negara Pakistan), masing-masing negara untuk sementara berstatus dominion
Inggris sampai keduanya dapat membentuk konstitusinya sendiri.
Kemerdekaan India
merupakan hadiah yang luar biasa bagi seluruh warga India karena mampu
mempersatukan India yang multikulturalisme di bawah satu bendera meskipun dalam
peristiwa kemerdekaan ini muncul perpecahan antara umat Hindu dengan umat Islam
dengan terpecahnya India dan Pakistan. Namun perjuangan pergerakan India dalam
all Indian congress merupakan sebuah inspirasi dalam politik pemerintahan di
seluruh belahan dunia.
B.
Ajaran-Ajaran Mahatma Gandhi
Setelah terjadi Amritsar Massacre pada tahun 1919 gerak
perjuangan Mahatma Gandhi yang mula-muala bersifat sosial lalu berubah menjadi
politik. Sepeninggal Lokamaya Tiak, Gandhi memegang kepemimpinan partai
konggres. Beliau berhasil menjiwai perjuangan konggres dengan ajaran-ajarannya,
dengan cara perjuangan yang belum pernah dilakukan partai itu. Adapun dasar-dasar ajaran perjuangan Mahatma Gandhi
ialah :
1.
Ahimsa
Asas anti peperangan dan menganjurkan perdamaian, yang berarti
gerakan melawan Inggris tanpa kekerasan. Tanpa
berbuat apa-apa, tanpa menggunakan kekerasan, musuh akhirnya akan kalah.
2.
Hartal
Asas dalam bentuk aksi tidak berbuat sesuatu apapun untuk
kepentingan kolonial Inggris. Meletakkan
pekerjaan sebagai tanda protes terhadap peraturan yang dianggap kurang adil
atau sebagai tanda berkabung untuk memperingati kejadian yang menyedihkan. Hal
tersebut dilakukan berdasarkan ajaran agama, tanpa kekerasan dan tanpa senjata.
3. Satyagraha
Asas tidak bersedia bekerjasama dengan pemerintah kolonial Inggris
(non kooperatif).. Yaitu menolak
kerja sama dengan pemerintah Inggris karena merasa berdiri dengan kebenaran,
keadilan dan perikemanusiaan.
4. Swadeshi
Asas gerakan dengan tidak memakai bahan-bahan buatan Inggris dan
mengutamakan pemakaian bahan buatan sendiri. Bangsa
India harus mampu mencukupi kebutuhannya sendiri dengan hasil dan usaha
sendiri. Pelaksanaan gerakan swadeshi antara lain dengan gerakan khaddar, yaitu
memintal dan menenun sendiri.
C.
Akhir perjuangan Mahatma Gandi
Masa penyusun an
negara baru yang penuh kesukaran-kesukaran
dan diberatkan lagi dengan pemindahan rakyat dari daerah-daerah yang
diserahkan kepada Pakistan,
mengakibatkan suatu kebijaksanaan yang luar biasa dari pemerintah.
Rakyat dalam daerah-daerah batas sudah gelisah, perasaan dendam untuk membalas
penderitaan dari pihak golongan Muslimin tak dapat lagi ditahan. Nehru dan
Patel berulang-ulang mengadakan perjalanan ke Punjab Barat untuk mententramkan
penduduk Hindu dan berunding dengan pemerintah Pakistan di Lahore. Di Delhi
terjadi kekacauan antara kaum-kaum pelarian yang hendak membalas dendamnya atas
golongan Muslimin, akan tetapi dengan usaha Mahatma Gandhi kekacuan itu dapat
kembali didamaikan dalam beberapa hari.
Beliau tidak
berkeputusan untuk membantu pemerintah dimasa yang genting itu dengan
memberikan nasehat kepada rakyat dan memperingatkan bahwa bangsa India harus
berdiri atas kebenaran, menjauhkan dari kekerasan dan setia terhadap ajaran
setyagraha yang hanya membawa kemenangan dan keadilan untuk selama-lamanya.
Suara bapak perjuangan kebangsaan tidak sedikit pengaruhnya pada masa itu. Hari
ulang tahun beliau, pada 2 Oktober dirayakan dengan penuh keyakinan bahwa
perdamaian pasti akan tercapai antara golongan Hindu dengan golongan Muslimin di
India, selama cita-cita beliau yang murni itu tetap jadi pedoman untuk
pemerintah dan masyarakat.
Akan tetapi
siapakah yang dapat membayangkan bahwa tidak lama berselang beliau akan menemui
ajalnya karena perbuatan manusia dari bangsa yang dicintainya sendiri, kecuali
terdapat sekelompok orang jahat yang tidak sabar melihat keadaan masa depan?
Apa yang tidak disangka-sangka, yang tidak masuk akal terjadi pada sore hari tanggal 30 Januari
1948 di New Delhi.
Ketika itu
seperti biasanya Mahatma Gandhi hendak berpidato dihadapan para rakyat yang
berkumpul di muka gedung Birla, kepunyaan seorang pengusaha yang besar dan
merupakan pengikut beliau. Dipaparkan oleh seorang cucu perempuan beliau datang
mendapati rakyat telah berkumpul dan beliau mencari jalan untuk pergi ke sebuah
mimbar yang akan digunakan untuk tempat berbicara. Orang-orang surut
melapangkan jalan untuk beliau dan pengiringnya. Pada saat itu terdengarlah
bunyi lepasan tembakan pistol empat kali berturut-turut. Suara jeritan kaum
wanita dan teriakan orang-orang yang terperanjak menimbulkan kekacuan diantara
rakyat yang berkerumunan tersebut. Pada saat itu juga Mahatma Gandhi jatuh dan
ditolong oleh cucunya serta keluarganya yang mengiringkan beliau. Darah menitis
dari bahu dan dada, pakaian putih yang beliau kenakan terdapat bercak darah.
Dengan hati-hati beliau diangkat ke gedung, pada saat itu beliau sudah dalam
keadaan pingsan. Akan tetapi nyawa beliau tidak dapat terselamatkan. Beliau
menutup mata untuk selama-lamanya setelah sebelumnya sempat pingsan.
Tidak lama
berselang keluarlah seorang dari keluarga beliau dan menyerukan kepada rakyat
yang menunggu berita tentang pemimpin yang mereka cintai: “Bapak telah
meninggal”. Rakyat merasa sangat sedih setelah mendengar berita tersebut, akan
tetapi dengan mata yang bercucuran air mata mereka merelakan kepergian beliau
sebagai suatu takdir dan kehendak Yang Maha Kuasa.
Malam itu juga
ketika radio dan kawat menyiarkan peristiwa kematian Mahatma Gandhi kepada
seluruh dunia, dimulailah upacara untuk mendoakan arwah beliau menurut agama
Hindu. Pada tengah malam jenazah dimandikan dengan air suci dari sungai Jumna
dan setelah itu dibalut dengan kain putih dan dihamburi dengan bebungaan.
Jenazah ditempatkan dalam ruangan terbuka dibagian atas rumah, sebuah pelita
kecil saja bersinar disisinya yang kelihatan kilau-kemilau dari jauh.
Pada hari yang
ketiga jenazah beliau dimakamkan menurut
kepercayaan umat Hindu dengan diserahkan kepada api. Upacara tersebut dihadiri
oleh Gubernur Jenderal Mountbatten, Perdana Menteri Nehru, anggota-anggota
pemerintahan lain, utusan-utusan dari luar negeri dan ribuan penduduk. Jenazah
diangkat dan ditempatkan oleh keluarga beliau sendiri, diantaranya cucunya Ava
yang selalu menyertai beliau kemana-mana, dalam kendaraan militer. Dengan
pengiringan dan pengawasan pesukan-pasukan angkatan darat dan udara bertolaklah
arakan itu menuju tempat tempat yang sudah disediakan di tepi sungai Jumna,
jaraknya 10 batu diluar kota Delhi. Rakyat berduyun-duyun mengikuti atau
berdiri dipinggir jalan sambil menghamburkan bunga-bunga kearah kendaraan yang
mengantar jenazah beliau.
Pada tempat yang
dipilih dipinggir sungai Jumna telah disediakan bangunan dari batu. Diatasnya
kayu yang harum (sandalwood) sudah bertimbun-timbun. Setelah jenazah ditempatkan
diantaranya, dan disertai dengan upacara Hindu yang sebesar-besarnya, putera
sulung Mahatma Gandhi mulai menyalakan api pertama. Dua puluh menit kemudian
penyerahan arwah itu selesai dilakukan.
Orang munafik
yang melakukan perbuatan yang kejam tersebut dengan segera ditangkap. Orang
tersebut mungkin akan mati dianiaya oleh rakyat jika tidak segera disingkirkan
polisi. Orang tersebut adalah Narayan Vinayak Gadse. Dia merupakan seorang
anggota dari partai Mahasabha, berasal dari Poona dimana ia memimpin surat
kabar yang sangat anti kongres. Partai itu adalah partai yang paling kanan di
India yang mengutamakan Hindu-Raj, tidak setuju dengan negara Pakistan dan
menuntut supaya India tetap bersatu dan bulat dibawah pimpinan orang Hindu.
Mereka menentang politik pemerintah dan dasar-dasar ajaran Mahatma Gandhi yang
dirasa mereka merintangi politik yang kuat dan nyata.
Setelah kabar
pecah bahwa si pembunuh tersebut termasuk anggota partai Mahasabha, maka
kebencian kepada partai tersebut meningkat. Pengikut-pengikut kongres dan
golongan-golonga lain membalaskan amarahnya dengan membakar rumah-rumah,
menganiaya, bahkan membunuh anggota Mahasabha. Terutama di kota Kohalpur dan
Bombay pembalasan atas golongan tersebut menyedihkan sekali. Pemerintah tidak
ketinggalan mengadakan berbagai pemeriksaan yang ketat. Beberapa orang
ditangkap karena terbukti mendirikan perkumpulan-perkumpulan rahasia yang telah
merencanakan untuk membunuh anggota-anggota pemerintahan termasuk Mahatma
Gandhi. Percobaan melemparkan bom yang beruntung tidak meledak untuk membunuh
beliau beberapa hari sebelum kematiannya, ternyata adalah perbuatan dari
mereka. Gadse ditunjuk oleh kawan-kawannya untuk membunuh Mahatma Gandhi dengan
jalan apapun sampai berhasil.
Dengan
pengorbanan itu tertutuplah hidup Mahatma Gandhi secara jasmani. Akan tetapi
secara rohani, rohnya akan tetap hidup dalam rakyat India. Beliau diperingati
dalam sidang Dewan Keamanan, dalam parlemen dewan-dewan,
perkumpulan-perkumpulan sosial dan politik surat-surat kabar, majalah-majalah,dsb.
Anggapan bahwa
India akan menemui krisis setelah Mahatma Gandhi wafat tidak benar. Rakyat
tetap hidup dalam ketenangan. Rakyat dan pemimpin-pemimpinnya tidak menyimpang
dari warisan rohaniah beliau dan tetap yakin akan keluhuran ajaran-ajaran
beliau sebagai pedoman mereka di masa perjuangan yang lampau dan sebagai pelita
untuk pembangunan bangsa India di masa mendatang.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Kemerdekaan India merupakan
hadiah yang luar biasa bagi seluruh warga India karena mampu mempersatukan
India yang multikulturalisme di bawah satu bendera meskipun dalam peristiwa
kemerdekaan ini muncul perpecahan antara umat Hindu dengan umat Islam dengan
terpecahnya India dan Pakistan. Namun perjuangan pergerakan India dalam all
Indian congress merupakan sebuah inspirasi dalam politik pemerintahan di
seluruh belahan dunia.
Kongres nasional
India merupakan organisasi tertua dan terbesar di dunia meskipun berdiri dengan
sangat sederhana. Tanggal 28 Desember 1885
berlangsung sesi pertama kongres nasional India di Bombay yang menjadi tongak
sejarah penting menuju India yang merdeka. Sesi pertama dari kongres nasional
India dihadiri 72 delegasi dari seluruh penjuru India. Ini merepukan konferensi
terbesar yang dihadiri oleh seluruh pejabat terpandang di seluruh India.
Dalam mengantarkan ke pintu kemerdekaannya,
India tidak lepas dari peran dari seorang tokoh yang religius dan gigih. Dia
adalah Mahatma Gandhi, seorang tokoh yang memperjuangkan kemerdekaan India
dengan berani menentang kebijakan-kebijakan yang diterapkan oleh Inggris serta
berusaha mewujudkan dan memperjungkn keadilan bagi seluruh rakyat India.
Mempelajari kehidupan Mahatma Gandhi sama saja
dengan menelusuri kembali perjuangan rakyat India dalam memperjuangkan
kemerdekaan dan kebebasannya. Mahatma Gandhi memiliki kepribadian yang unik,
disatu sisi dia sebagai orang suci yang hidup bersama rakyat jelata, tetapi
disisi lain dia adalah seorang politisi hebat yang mempunyai pemikiran yang
luar biasa.
Setelah Mahatma Gandhi
wafat, dengan pengorbanan itu tertutuplah hidupnya secara jasmani. Akan tetapi
secara rohani, rohnya akan tetap hidup dalam rakyat India. Beliau diperingati
dalam sidang Dewan Keamanan, dalam parlemen dewan-dewan,
perkumpulan-perkumpulan sosial dan politik surat-surat kabar, majalah-majalah,dsb.
Anggapan bahwa India akan
menemui krisis setelah Mahatma Gandhi wafat tidak benar. Rakyat tetap hidup
dalam ketenangan. Rakyat dan pemimpin-pemimpinnya tidak menyimpang dari warisan
rohaniah beliau dan tetap yakin akan keluhuran ajaran-ajaran beliau sebagai
pedoman mereka di masa perjuangan yang lampau dan sebagai pelita untuk
pembangunan bangsa India di masa mendatang.
DAFTAR
PUSTAKA
Gzaznawi, K.
(1966). Story of Indian Aggression Against Pakistan. Lahore: Muhammad
Jammil UN-NAGI.
Wolpert, Stanley.2002.
MAHATMA GANDHI: Sang Penakhluk Kekerasan
Hidupnya dan Ajarannya. Jakarta: PT. Raja Gratindo Persada
Dr. TSG
Mulia.1959.India Sedjarah Politik dan
Pergerakan Kebangsaan. Dinas Penerbitan Balai Pustaka:Djakarta.
Fischer, Louis.
1967. Gandhi Penghidupannja dan pesanja
untuk dunia. Djakarta : PT.Pembangunan
http://vedasastra.com/?p=1769.
diakses pada tanggal 26 Maret 2013 pukul 17.00
http://indonesian.irib.ir/dunia/-/asset_publisher/d8fG/content/12-maret-perjanjian-konstantinopel-ditandatangani-1.
diakses pada tanggal 26 Maret 2013 pukul 18.00
Tidak ada komentar:
Posting Komentar