Rabu, 25 Juni 2014

MAHATMA GANDHI DAN PERANANNYA DALAM PERJUANGAN PERGERAKAN DI INDIA



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Dalam mengantarkan ke pintu kemerdekaannya, India tidak lepas dari peran dari seorang tokoh yang religius dan gigih. Dia adalah Mahatma Gandhi, seorang tokoh yang memperjuangkan kemerdekaan India dengan berani menentang kebijakan-kebijakan yang diterapkan oleh Inggris serta berusaha mewujudkan dan memperjungkn keadilan bagi seluruh rakyat India.
Mempelajari kehidupan Mahatma Gandhi sama saja dengan menelusuri kembali perjuangan rakyat India dalam memperjuangkan kemerdekaan dan kebebasannya. Mahatma Gandhi memiliki kepribadian yang unik, disatu sisi dia sebagai orang suci yang hidup bersama rakyat jelata, tetapi disisi lain dia adalah seorang politisi hebat yang mempunyai pemikiran yang luar biasa.
Kegigihannya dalam memperjuangkan kebenaran spiritual membuat kebingungan tersendiri bagi Kerajaan Inggris Raya, bahkan oleh orang Inggris, dia disebut sebagai “pengemis telanjang”. Sebuah kata-kata yag terasa jauh dari kesan Mahatma Gandhi sebagai tokoh dalam Pergerakan Kemerdekaan India. Mahatma Gandhi sendiri tidak punya tujuan untuk menaklukkan penjajahan, Gandhi malah menginginkan untuk dapat berdamai dan merangkul musuhnya sebagai sahabat. Cara Gandhi dalam mempertahankan kebenaran menjadi kunci dalam memenangkan hati musuh.
Mahatma Gandhi bukan saja seorang tokoh populer dan pahlawan India, namun juga seorang tokoh dunia yang berjasa besar pada perjuangan hak-hak asasi manusia dan pejuang anti kekerasan. Penampilan Gandhi amatlah sederhana namun pemikiran dan perjuangannya berdampak besar bagi kemerdekaan India serta menginspirasi pejuang-pejuang anti kekerasan di berbagai belahan dunia. Dibalik kain putih, tubuh yang rapuh itu tersimpan kekuatan dan kharisma yang luar biasa. Berkali-kali ia masuk penjara, Gandhi terus berjuang bahkan memimpin rakyatnya secara damai meraih kemerdekaan India
Seperti kebanyakan bangsa-bangsa lain, bangsa India dan Pakistan juga tidak senang dijajah oleh Inggris. Mereka berusaha keras untuk mematahkan tali penjajahan yang melilit diri mereka dalam penderitaannya, mereka banyak melakukan kegiatan-kegiatan politik dan gerakan-gerakan kebangsaan guna merebut kemerdekaan dari tangan penjajahan Inggris. Pada dasarnya kedua Negara ini merupakan satu bangsa. Namun diantara kedua golongan yaitu golongan Hindu dan golongan Muslim terjadi perselisihan paham yang mengakibatkan terciptanya dua negara berbeda. Penjajahan Inggris di awali dengan pembentukan EIC pada abad ke XVII (1605) di India yang berdampak pada kolonialisme dan penderitaan. Hal ini yang menyebabkan terjadinya perlawanan dan gerakan-gerakan anti kolonialisme atau penjajahan. Karena kontribusi yang begitu besar yang dilakukan Gandhi untuk India, kami mengambil topik untuk makalah ini tentang peranan Mahatma Gandhi dalam perjuangan pergerakan di India.
B.     Rumusan Masalah
  1. Peran Gandhi dalam pergerakan nasional menuju India merdeka
  2. Pemikiran kemanusiaan Mahatma gandhi
  3. Akhir perjuangan Gandhi
C.    Tujuan Penulisan
  1. Untuk mengetahui peran Gandhi dalam pergerakan nasional menuju India merdeka
  2. Untuk mengetahui pemikiran kemanusiaan Mahatma Gandhi
  3. Untuk mengetahui akhir perjuangan Gandhi
BAB 11
PEMBAHASAN

Mohandas Karamchand Gandhi atau yang sering dikenal dengan nama Mahatma Gandhi (Jiwa Agung) lahir di kota Porbandar pada tanggal 2 Oktober 1869. Waktu kanak-kanak Gandhi termasuk anak yang pemalu dan tidak begitu pandai dalam bidang akademik disekolahnya. Waktu remaja tepatnya diusianya yang ke 13 tahun saat duduk dikelas dua Sekolah Menengah Pertama Gandhi menikah dengan kasturbai yang berusia 13 tahun juga. Pernikahan itu terjadi karena perjodohan diantara kedua orang tua mereka. Setelah Gandhi menyelesaikan SMA nya di India dia kemudian melanjutkan pedidikannya di Inggris, Gandhi kuiah di salah satu universitas disana mengambil jurusan Hukum. Setelah menyelesaikan studinya di Inggris Gandhi kembali ke India.
Setelah sampai di India Gandhi dikejutkan dengan kabar kalau ibunya sudah meninggal dunia. Saat itu Gandhi benar-benar terkejut dan sangat terpuruk. Setelah kembali di india kasus pertamanya adalah menyelesaikan permasalahan pamannya yang bekerja di pemerintahan India dengan kolonial Inggris. Pada saat itu Gandhi dikirim ke inggris untuk membujuk pemerintah Inggris menyelesaikan masalah dengan baik tapi pada saat itu hanya cacian dan hinaan yang muncul dari mulut pemerintahan di Inggris. Sejak saat itu ada rasa dendam pada diri Gandhi kepada Inggris. Justru ketika itu sebuah firma kepunyaan orang islam di Porbandar menawarkan untuk mengirimnya ke Afrika Selatan selama setahun sebagai ahli hukum mereka. Dan setelah berfikir Gandhi menerima tawaran itu karena sulitnya mencari peluang di India.
Gandhi adalah seorang yang patuh terhadap agamanya selain itu jiwa nasionalisme untuk negaranya sangat tinggi. Gandhi memulai perjuangannya sebagai ahli hukum orang India di Afrika Selatan pada tahun 1893. Disana banyak terjadi ketidakadilan yang dilakukan pemerintah setempat terhadap rakyat India, seperti dari warna kulit yang dipermasalahkan dan tindakan diskriminasi terhadap kulit hitam sering terjadi. Setelah menyelesaikan tugasnya di Afrika Gandhi kembali ke India. Perjuangan Gandhi untuk kemerdekaan India diawali saat beliau kembali dari Afrika Selatan. Sepulangnya dari Afrika Selatan kolonialisme dan imperealisme Inggris masih memperjajah India.

A.    Peranan Gandhi dalam Perjuangan Nasional Di India
Kongres nasional India merupakan organisasi tertua dan terbesar di dunia meskipun berdiri dengan sangat sederhana. Tanggal 28 Desember 1885 berlangsung sesi pertama kongres nasional India di Bombay yang menjadi tongak sejarah penting menuju India yang merdeka. Sesi pertama dari kongres nasional India dihadiri 72 delegasi dari seluruh penjuru India. Ini merupakan konferensi terbesar yang dihadiri oleh seluruh pejabat terpandang di seluruh India.
Gubernur Bombay yang menjadi presiden pertama kongres pada waktu itu menjelaskan bahwa pembentukan kongres nasional India untuk menjadi payung dari perbedaan ras, suku, golongan, dan menyatukannya dalam kesatuan nasional. Kongres nasional India berubah menjadi organisasi yang dinamis, demokratis dan berbasis massa. Gandhi dengan pemikirannya merangkul para petani, pekerja industry dan masyarakat kalangan bawah yang sebelumnya tidak dilibatkan dalam kongres nasional India. Sebelumnya kongres dikuasai oleh kaum moderat dari kalangan atas sehingga kongres tidak menunjukan perkembangan yang positif. Aksi-aksi kongres yang sebelumnya dilakukan dengan berbagai cara termasuk dengan terorisme berubah menjadi aksi damai tanpa kekerasaan, perlawanan-perlawanan terhadap koloni Inggris dilakukan dengan damai dan sopan. Tujuan kongres berubah untuk tidak hanya memperoleh kebebasan dan kemerdekaan koloni namun untuk menyelesaikan masalah kaum minoritas, mengakhiri kutukan kasta dan menciptakan persatuan nasional. Banyak pertentangan dari para pemimpin kongres yang sebelumnya terhadap teknik baru yang ditetapkan Gandhi, beberapa diantara mereka memutuskan tidak aktif dalam kongres dan menetap di Inggris untuk sementara karena kurang bisa beradaptasi dengan kalangan bawah yang terdaftar dalam kongres karena kebijakan Gandhi. Gandhi menekankan pengalaman emosional untuk dapat merasakan penderitaan para petani dan para buruh agar seluruh anggota yang terdaftar dalam kongres mampu bersatu membela satu sama lain.

 Masa Amritsar
Undang-undang Rowlatt dikeluarkan oleh badan legislatif kerajaan New Delhi tanggal 18 Maret 1919. Dengan menamakan undang-undang ini “ tak adil, merongrong prinsip kemerdekaandan menghancurkan hak-hak perorangan yang mendasari keamanan seluruh masyarakat serta Negara sendiri” maka Gandhi mengadakan perlawanan untuk menghentikan undang-undang itu, tapi Gandhi dan rakyat India dianggap angin. Sempat beberapa hari Gandhi beristirahat setelah itu Gandhi mengusulkan untuk melaksanakan hartal umum yang artinya penghentian total kegiatan ekonomi toko ditutup, kapal tak dimuati, pabrik menganggur dan bank ditutup. Hartal mencapai sukses gemilang, tapi dikota-kota besar hartal disertai pembakaran, memotong kawat-kawat telegram, menggarong toko dan menyerang secara fisik orang-orang Inggris. Atas kejadian itu Gandhi menghukum diri untuk berpuasa 3 hari dan menyuruh para pengikutnya berpuasa 24 jam. Dan pada tanggal 18 April kampanyenya dihentikan karena dirasa salah perhitungan.
Brigadier Djendral Reginald E.H. Dyer seorang perwira tentara Inggris melarang pawai dan rapat tapi dibanyak tempat pengumuman itu tidak dibaca orang. Pada tanggal 13 April di Amritsar dan tepatnya di Jallianwalla Bagh, Dyer melakukan pembunuhan besar-besaran dan mengakibatkan 1137 orang luka-luka, 379 orang mati, atau 1516 korban dari 1650 peluru.
Gandhi membalas pembunuhan di Amritsar dengan politik non-kooperatif. Pemboikotan pada barang-barang inggris segala tanda kehormatan inggris, sekolah inggris dan pekerjaan untuk inggris. Gandhi mengajukan cara ini pada konperensi Islam di New Delhi 1919. Pada tahun itu untuk penangkal luka parah yang disebabkan Dyer, raja kaisar mengumumkan pembaharuan-pembaharuan Montagu-Chelmsford yang menetapkan bahwa beberapa pemerintahan propinsi akan diserahkan pada orang-orang India.
Pada Desember 1920 Ghandi menjanjikan pada saat kongres di Nagpur asal sikap non-kooperasi india tetap tanpa kekerasan pemerintahan sendiri akan terlaksana satu tahun lagi. Gandhi membawa pesan itu kepada rakyatnya, kemudian banyak orang yang keluar dari mahkamah-mahkamah Inggris, para pemuda di Universita-universitas meninggalkan kelas, para guru dan masasiswa pergi kedusun-dusun untuk mengajarkan politik kooperatif kepada para petani (berarti tak membayar pajak dan tak menggunakan minuman keras).
Tujuh bulan lamanya Gandhi keliling ke dusun-dusun berpidato pada pertemuan masal dari beribu-ribu orang, yang karena waktu itu belum ada mikrofon, hanya dapat berharap menangkap kekuatan jiwanya. Dalam perjalanan panjang untuk propaganda non-kooperatif itu Gandhi disertai kakak beradik ali yang beragaman islam dan perjalannannya mempunyai tanda-tanda kebangkitan kembali dalam kehidupan beragama. Dikatakannya pada seluruh rakyat supaya tidak memakai pakaian asing, dan ketika mereka bertepuk tangan, disuruhnya mereka untuk melepas semua pakaian buatan luar negeri dan menaruhnya didepan Gandhi. Timbunan kemeja, celana, jas dan baju dalam ini lantas dibakar dengan korek dan seketika api membakar semua barang imporan itu, dimintanya setiap orang supaya memintal benang dan menennun benang setengah jam tiap hari inilah penerapan dari asas swadeshi.
Tahun itu berlalu tanpa pemerintahan sendiri seperti yang dijanjikan oleh Gandhi. Banyak nasionalis yang menganjurkan untuk melakukan pemberontakan terang-terangan terhadap pemerintah Inggris dan itu membuat perselisihan di kalangan kongres memuncak. Setelah itu pada tanggal 4 Nopember 1921 panitia pelaksanaan kongres yang berada di New Delhi menerima resolusi yang mnguntungkan kampanye ketidak patuhan sipil tanpa kekerasan. Desember 1921  dan januari 1922 ada 1000 orang India dipenjarakan karena pelanggaran politis. Motilal Nehru, C.R. Das serta beratus-ratus orang kongres terkemuka lainnya telah masuk penjara. Dibeberapa provinsi petani-petani telah melancarkan gerakan-gerakan spontan untuk menolak pajak. India mengalami suasana buruk.
Pada tanggal 1 februari 1922 Gandhi memberiahu rencananya kepada Lord Reading (raja muda baru) tentang ketidak patuhan sipil di kabupaten Bardoli dekat Bombay. Baru saja percobaan di Bardoli itu dimulai Gandhi mendengar kabar tentang kekejian yang dilakukan tiga hari sebelumnya di kota kecil bernama Chauri Chaura di persatuan profinsi, 800 mil dari Bardoli. Dengan adanya kejadian itu usaha ketidak patuhan sipil di bardoli itu dihentikan dan dilarangnya melakukan penentangan terhadap pemerintah diseluruh tempat di India, maka Gandhi tiada senjata lagi dan Lord Reading menangkapnya. Gandhi ditangkap pada tanggal 10 Maret pukul 10.30 pagi.
Gandhi seolah minta ditangkap. Tuduhannya ialah menganjurkan pemberontakan dalam tiga karagan yang diumumkan dalam artikel mingguan India Muda.  Pada tanggal 18 Maret di kantor pengadilan kecil di Ahmedabad Gandhi dijatuhi hukuman enam tahun penjara. namun pada tanggal 5 Februari 1924 Gandhi dibebaskan karena dia terserang usus buntu dan memerlukan waktu penyembuhan yang cukup lama.
Di India, pergolakan nafsu sesudah masa Amritsar sudah reda. Kebimbangan serta perasaan putus asa dan mungkin juga ajaran Gandhi tentang tanpa kekerasan, memadamkan api semangat nasionalisme yang sedang bertempur itu. Ini bukan waktunya melakukan pemberontakan terbuka melawan Inggris. Gandhi mengabdikan diri untuk mendidik kembali bangsanya kearah kemerdekaan walaupun dianggap lambat dalam prosesnya.

Masa Monopoli Garam
Selanjutnya pada tanggal 12 Maret tahun 1930, Mahatma Gandhi memimpin sebuah gerakan perlawanan rakyat sipil untuk memprotes monopoli garam yang diberlakukan pemerintah Inggris di India. Aturan monopoli garam yang ditetapkan Inggris berisi larangan bagi rakyat India untuk mengumpulkan atau menjual garam dan paksaan untuk membeli garam dari Inggris yang telah dikenai bea pajak yang tinggi. Mengingat bahwa garam merupakan kebutuhan vital bangsa India, Mahatma Gandhi memimpin gerakan satyagraha atau perlawanan rakyat sipil.
Pada tanggal 12 Maret 1930, Gandhi dan 78 pengikutnya melakukan pawai ke kota Dandi yang terletak di pantai Laut Arab yang berjarak 241 mil. Di sepanjang jalan, puluhan ribu rakyat India bergabung dalam pawai itu. Setelah mereka sampai ke kota Dandi, mereka memulai gerakan penyulingan garam dari laut. Gerakan ini dengan segera meluas ke seluruh India, termasuk kota pantai  Bombay dan Karachi. Tentara Inggris pun turun tangan menghadapi perlawanan rakyat India ini dan menahan 60.000 orang, termasuk  Gandhi. Namun, gerakan satyagraha terus berlangsung, sampai akhirnya Gandhi dibebaskan dan bersedia menghentikan gerakan itu dengan kompensasi akan diadakan konferensi untuk menentukan masa depan India.

Masa Perpecahan India
Ketegangan politik terjadi di India menjelang kemerdekaanya dari Inggris dalam periode 1935-1947, yang ditandai dengan munculnya konflik-konflik komunal antara dua golongan terbesar dalam masyarakat India yaitu golongan Hindu dan golongan Muslim. Golongan Hindu merupakan golongan mayoritas yang jumlahnya sekitar 250 juta jiwa dari total 400 juta penduduk India. Sedangkan golongan Muslim jumlahnya sekitar 100 juta jiwa, yang merupakan golongan minoritas terbesar dibandingkan dengan golongan minoritas-minoritas lain di antaranya golongan Sikh, Budha, Parsi, dan Kristen (Anglo-Hindu) yang seluruhnya berjumlah sekitar 50 juta jiwa (Gzaznawi, 1966: 53).
Tahun 1946, Gandhi menyarankan anggota kongres untuk menolak proposal yang diajukan oleh pemerintah Inggris. Walaupun demikian ini adalah salah satu dari beberapa kali kongres menolak nasihatnya. Walaupun Nehru dan Patel mengetahui jika kongres menolak proposal itu maka kontrol pemerintah akan berpindah ke Liga Muslim. Antara tahun  1946-1948 ini, sekitar 5000 orang terbunuh dalam kekerasan ini.
Gandhi sangat menentang ide untuk membagi India menjadi 2 negara. Pertumbuhan penduduk muslim di India yang hidup berdampingan dengan Hindu dan Sikh menjadi tersekat. Apalagi Muhammad Ali Jinnah, pemimpin liga Muslim, mendukung penyebaran di Punjab Barat, Sindh, Propinsi frontier barat daya, dan Bengal Timur.
Rencana penyekatan disetujui oleh kongres untuk menghindari perang sipil di India. Walaupun demikian kongres tetap berusaha untuk meminta dukungan dari Mahatma Gandhi yang pasti menolaknya. Dengan bantuan kolega terdekat Gandhi, Beliau akhirnya luluh dan menyetujui petisi tersebut.
Mahatma Gandhi sering memimpin pertemuan antara pemimpin Muslim dan Hindu. Namun dalam perang India-Pakistan tahun 1947, Gandhi mempermasalahkan pemerintah yang menolak membayar 250juta rupee kepada Pakistan. Pemimpin seperti Sardar Patel takut Pakistan menggunakan uang untuk membiayai perang melawan India.
Perasaan Gandhi hancur ketika ada permintaan untuk mengirim balik warga Muslim ke Pakistan. Saat itu pemimpin Hindu dan Muslim frustasi karena tidak mencapai kesepakatan. Gandhi kemudian mengeluarkan pernyataan di Delhi untuk menghentikan seluruh kekerasan dan membayar 25juta rupee kepada pakistan. Gandhi takut ketidakstabilan dan ketidakamanan di Pakistan dapat meningkatkan kemarahaan untuk melawan India dan kekerasaan akan menyebar di seluruh perbatasan. Beliau juga menyadari akan kemungkinan Muslim dan Hindu untuk melakukan perang sipil di India.
Setelah melalui perdebatan yang panjang dan emosional, Gandhi menolak untuk memindahkan warga ke Pakistan dan akhirnya pemerintah membayar ke Pakistan. Pemimpin komunitas Hindu, Muslim, Sikh dan beberapa aliran kepercayaan lainnya menjamin bahwa mereka akan meninggalkan kekerasaan dan menjalankan perdamaian.
India memperoleh kemerdekaan dari Inggris pada tahun 1947 berdasarkan India Independence Act 1947, undang-undang tersebut juga dijadikan sebagai landasan dalam pembagian India menjadi dua negara dominion. Peralihan kekusaan (transfer of power) berlangsung dengan damai dan menempuh proses konstitusional, namun menyisakan ironi karena di samping memperoleh kemerdekaan dari Inggris India harus dibagi menjadi dua negara. Pembagiannya didasarkan atas dua golongan terbesar dalam masyarakat India yaitu golongan Hindu (negara India) dan Muslim (negara Pakistan), masing-masing negara untuk sementara berstatus dominion Inggris sampai keduanya dapat membentuk konstitusinya sendiri.
Kemerdekaan India merupakan hadiah yang luar biasa bagi seluruh warga India karena mampu mempersatukan India yang multikulturalisme di bawah satu bendera meskipun dalam peristiwa kemerdekaan ini muncul perpecahan antara umat Hindu dengan umat Islam dengan terpecahnya India dan Pakistan. Namun perjuangan pergerakan India dalam all Indian congress merupakan sebuah inspirasi dalam politik pemerintahan di seluruh belahan dunia.

B.     Ajaran-Ajaran Mahatma Gandhi
Setelah terjadi Amritsar Massacre pada tahun 1919 gerak perjuangan Mahatma Gandhi yang mula-muala bersifat sosial lalu berubah menjadi politik. Sepeninggal Lokamaya Tiak, Gandhi memegang kepemimpinan partai konggres. Beliau berhasil menjiwai perjuangan konggres dengan ajaran-ajarannya, dengan cara perjuangan yang belum pernah dilakukan partai itu. Adapun dasar-dasar ajaran perjuangan Mahatma Gandhi ialah :
1.      Ahimsa
Asas anti peperangan dan menganjurkan perdamaian, yang berarti gerakan melawan Inggris tanpa kekerasan. Tanpa berbuat apa-apa, tanpa menggunakan kekerasan, musuh akhirnya akan kalah.
2.      Hartal
Asas dalam bentuk aksi tidak berbuat sesuatu apapun untuk kepentingan kolonial Inggris. Meletakkan pekerjaan sebagai tanda protes terhadap peraturan yang dianggap kurang adil atau sebagai tanda berkabung untuk memperingati kejadian yang menyedihkan. Hal tersebut dilakukan berdasarkan ajaran agama, tanpa kekerasan dan tanpa senjata.
3.      Satyagraha
Asas tidak bersedia bekerjasama dengan pemerintah kolonial Inggris (non kooperatif).. Yaitu menolak kerja sama dengan pemerintah Inggris karena merasa berdiri dengan kebenaran, keadilan dan perikemanusiaan.
4.      Swadeshi
Asas gerakan dengan tidak memakai bahan-bahan buatan Inggris dan mengutamakan pemakaian bahan buatan sendiri. Bangsa India harus mampu mencukupi kebutuhannya sendiri dengan hasil dan usaha sendiri. Pelaksanaan gerakan swadeshi antara lain dengan gerakan khaddar, yaitu memintal dan menenun sendiri.

C.    Akhir perjuangan Mahatma Gandi
Masa penyusun an negara baru yang penuh kesukaran-kesukaran  dan diberatkan lagi dengan pemindahan rakyat dari daerah-daerah yang diserahkan kepada Pakistan,  mengakibatkan suatu kebijaksanaan yang luar biasa dari pemerintah. Rakyat dalam daerah-daerah batas sudah gelisah, perasaan dendam untuk membalas penderitaan dari pihak golongan Muslimin tak dapat lagi ditahan. Nehru dan Patel berulang-ulang mengadakan perjalanan ke Punjab Barat untuk mententramkan penduduk Hindu dan berunding dengan pemerintah Pakistan di Lahore. Di Delhi terjadi kekacauan antara kaum-kaum pelarian yang hendak membalas dendamnya atas golongan Muslimin, akan tetapi dengan usaha Mahatma Gandhi kekacuan itu dapat kembali didamaikan dalam beberapa hari.
Beliau tidak berkeputusan untuk membantu pemerintah dimasa yang genting itu dengan memberikan nasehat kepada rakyat dan memperingatkan bahwa bangsa India harus berdiri atas kebenaran, menjauhkan dari kekerasan dan setia terhadap ajaran setyagraha yang hanya membawa kemenangan dan keadilan untuk selama-lamanya. Suara bapak perjuangan kebangsaan tidak sedikit pengaruhnya pada masa itu. Hari ulang tahun beliau, pada 2 Oktober dirayakan dengan penuh keyakinan bahwa perdamaian pasti akan tercapai antara golongan Hindu dengan golongan Muslimin di India, selama cita-cita beliau yang murni itu tetap jadi pedoman untuk pemerintah dan masyarakat.
Akan tetapi siapakah yang dapat membayangkan bahwa tidak lama berselang beliau akan menemui ajalnya karena perbuatan manusia dari bangsa yang dicintainya sendiri, kecuali terdapat sekelompok orang jahat yang tidak sabar melihat keadaan masa depan? Apa yang tidak disangka-sangka, yang tidak masuk akal  terjadi pada sore hari tanggal 30 Januari 1948 di New Delhi.
Ketika itu seperti biasanya Mahatma Gandhi hendak berpidato dihadapan para rakyat yang berkumpul di muka gedung Birla, kepunyaan seorang pengusaha yang besar dan merupakan pengikut beliau. Dipaparkan oleh seorang cucu perempuan beliau datang mendapati rakyat telah berkumpul dan beliau mencari jalan untuk pergi ke sebuah mimbar yang akan digunakan untuk tempat berbicara. Orang-orang surut melapangkan jalan untuk beliau dan pengiringnya. Pada saat itu terdengarlah bunyi lepasan tembakan pistol empat kali berturut-turut. Suara jeritan kaum wanita dan teriakan orang-orang yang terperanjak menimbulkan kekacuan diantara rakyat yang berkerumunan tersebut. Pada saat itu juga Mahatma Gandhi jatuh dan ditolong oleh cucunya serta keluarganya yang mengiringkan beliau. Darah menitis dari bahu dan dada, pakaian putih yang beliau kenakan terdapat bercak darah. Dengan hati-hati beliau diangkat ke gedung, pada saat itu beliau sudah dalam keadaan pingsan. Akan tetapi nyawa beliau tidak dapat terselamatkan. Beliau menutup mata untuk selama-lamanya setelah sebelumnya sempat pingsan.
Tidak lama berselang keluarlah seorang dari keluarga beliau dan menyerukan kepada rakyat yang menunggu berita tentang pemimpin yang mereka cintai: “Bapak telah meninggal”. Rakyat merasa sangat sedih setelah mendengar berita tersebut, akan tetapi dengan mata yang bercucuran air mata mereka merelakan kepergian beliau sebagai suatu takdir dan kehendak Yang Maha Kuasa.
Malam itu juga ketika radio dan kawat menyiarkan peristiwa kematian Mahatma Gandhi kepada seluruh dunia, dimulailah upacara untuk mendoakan arwah beliau menurut agama Hindu. Pada tengah malam jenazah dimandikan dengan air suci dari sungai Jumna dan setelah itu dibalut dengan kain putih dan dihamburi dengan bebungaan. Jenazah ditempatkan dalam ruangan terbuka dibagian atas rumah, sebuah pelita kecil saja bersinar disisinya yang kelihatan kilau-kemilau dari jauh.
Pada hari yang ketiga jenazah beliau dimakamkan  menurut kepercayaan umat Hindu dengan diserahkan kepada api. Upacara tersebut dihadiri oleh Gubernur Jenderal Mountbatten, Perdana Menteri Nehru, anggota-anggota pemerintahan lain, utusan-utusan dari luar negeri dan ribuan penduduk. Jenazah diangkat dan ditempatkan oleh keluarga beliau sendiri, diantaranya cucunya Ava yang selalu menyertai beliau kemana-mana, dalam kendaraan militer. Dengan pengiringan dan pengawasan pesukan-pasukan angkatan darat dan udara bertolaklah arakan itu menuju tempat tempat yang sudah disediakan di tepi sungai Jumna, jaraknya 10 batu diluar kota Delhi. Rakyat berduyun-duyun mengikuti atau berdiri dipinggir jalan sambil menghamburkan bunga-bunga kearah kendaraan yang mengantar jenazah beliau.
Pada tempat yang dipilih dipinggir sungai Jumna telah disediakan bangunan dari batu. Diatasnya kayu yang harum (sandalwood) sudah bertimbun-timbun. Setelah jenazah ditempatkan diantaranya, dan disertai dengan upacara Hindu yang sebesar-besarnya, putera sulung Mahatma Gandhi mulai menyalakan api pertama. Dua puluh menit kemudian penyerahan arwah itu selesai dilakukan.
Orang munafik yang melakukan perbuatan yang kejam tersebut dengan segera ditangkap. Orang tersebut mungkin akan mati dianiaya oleh rakyat jika tidak segera disingkirkan polisi. Orang tersebut adalah Narayan Vinayak Gadse. Dia merupakan seorang anggota dari partai Mahasabha, berasal dari Poona dimana ia memimpin surat kabar yang sangat anti kongres. Partai itu adalah partai yang paling kanan di India yang mengutamakan Hindu-Raj, tidak setuju dengan negara Pakistan dan menuntut supaya India tetap bersatu dan bulat dibawah pimpinan orang Hindu. Mereka menentang politik pemerintah dan dasar-dasar ajaran Mahatma Gandhi yang dirasa mereka merintangi politik yang kuat dan nyata.
Setelah kabar pecah bahwa si pembunuh tersebut termasuk anggota partai Mahasabha, maka kebencian kepada partai tersebut meningkat. Pengikut-pengikut kongres dan golongan-golonga lain membalaskan amarahnya dengan membakar rumah-rumah, menganiaya, bahkan membunuh anggota Mahasabha. Terutama di kota Kohalpur dan Bombay pembalasan atas golongan tersebut menyedihkan sekali. Pemerintah tidak ketinggalan mengadakan berbagai pemeriksaan yang ketat. Beberapa orang ditangkap karena terbukti mendirikan perkumpulan-perkumpulan rahasia yang telah merencanakan untuk membunuh anggota-anggota pemerintahan termasuk Mahatma Gandhi. Percobaan melemparkan bom yang beruntung tidak meledak untuk membunuh beliau beberapa hari sebelum kematiannya, ternyata adalah perbuatan dari mereka. Gadse ditunjuk oleh kawan-kawannya untuk membunuh Mahatma Gandhi dengan jalan apapun sampai berhasil.
Dengan pengorbanan itu tertutuplah hidup Mahatma Gandhi secara jasmani. Akan tetapi secara rohani, rohnya akan tetap hidup dalam rakyat India. Beliau diperingati dalam sidang Dewan Keamanan, dalam parlemen dewan-dewan, perkumpulan-perkumpulan sosial dan politik surat-surat kabar, majalah-majalah,dsb.
Anggapan bahwa India akan menemui krisis setelah Mahatma Gandhi wafat tidak benar. Rakyat tetap hidup dalam ketenangan. Rakyat dan pemimpin-pemimpinnya tidak menyimpang dari warisan rohaniah beliau dan tetap yakin akan keluhuran ajaran-ajaran beliau sebagai pedoman mereka di masa perjuangan yang lampau dan sebagai pelita untuk pembangunan bangsa India di masa mendatang.



BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Kemerdekaan India merupakan hadiah yang luar biasa bagi seluruh warga India karena mampu mempersatukan India yang multikulturalisme di bawah satu bendera meskipun dalam peristiwa kemerdekaan ini muncul perpecahan antara umat Hindu dengan umat Islam dengan terpecahnya India dan Pakistan. Namun perjuangan pergerakan India dalam all Indian congress merupakan sebuah inspirasi dalam politik pemerintahan di seluruh belahan dunia.
Kongres nasional India merupakan organisasi tertua dan terbesar di dunia meskipun berdiri dengan sangat sederhana. Tanggal 28 Desember 1885 berlangsung sesi pertama kongres nasional India di Bombay yang menjadi tongak sejarah penting menuju India yang merdeka. Sesi pertama dari kongres nasional India dihadiri 72 delegasi dari seluruh penjuru India. Ini merepukan konferensi terbesar yang dihadiri oleh seluruh pejabat terpandang di seluruh India.
Dalam mengantarkan ke pintu kemerdekaannya, India tidak lepas dari peran dari seorang tokoh yang religius dan gigih. Dia adalah Mahatma Gandhi, seorang tokoh yang memperjuangkan kemerdekaan India dengan berani menentang kebijakan-kebijakan yang diterapkan oleh Inggris serta berusaha mewujudkan dan memperjungkn keadilan bagi seluruh rakyat India.
Mempelajari kehidupan Mahatma Gandhi sama saja dengan menelusuri kembali perjuangan rakyat India dalam memperjuangkan kemerdekaan dan kebebasannya. Mahatma Gandhi memiliki kepribadian yang unik, disatu sisi dia sebagai orang suci yang hidup bersama rakyat jelata, tetapi disisi lain dia adalah seorang politisi hebat yang mempunyai pemikiran yang luar biasa.
Setelah Mahatma Gandhi wafat, dengan pengorbanan itu tertutuplah hidupnya secara jasmani. Akan tetapi secara rohani, rohnya akan tetap hidup dalam rakyat India. Beliau diperingati dalam sidang Dewan Keamanan, dalam parlemen dewan-dewan, perkumpulan-perkumpulan sosial dan politik surat-surat kabar, majalah-majalah,dsb.
Anggapan bahwa India akan menemui krisis setelah Mahatma Gandhi wafat tidak benar. Rakyat tetap hidup dalam ketenangan. Rakyat dan pemimpin-pemimpinnya tidak menyimpang dari warisan rohaniah beliau dan tetap yakin akan keluhuran ajaran-ajaran beliau sebagai pedoman mereka di masa perjuangan yang lampau dan sebagai pelita untuk pembangunan bangsa India di masa mendatang.




DAFTAR PUSTAKA

Gzaznawi, K. (1966). Story of Indian Aggression Against Pakistan. Lahore: Muhammad Jammil UN-NAGI.
Wolpert, Stanley.2002. MAHATMA GANDHI: Sang Penakhluk Kekerasan Hidupnya dan Ajarannya. Jakarta: PT. Raja Gratindo Persada
Dr. TSG Mulia.1959.India Sedjarah Politik dan Pergerakan Kebangsaan. Dinas Penerbitan Balai Pustaka:Djakarta.
Fischer, Louis. 1967. Gandhi Penghidupannja dan pesanja untuk dunia. Djakarta : PT.Pembangunan
http://en.wikipedia.org/wiki/Mahatma_Gandhi. diakses pada tanggal 26 Maret 2013 pukul 19.00
http://vedasastra.com/?p=1769. diakses pada tanggal 26 Maret 2013 pukul 17.00

Tidak ada komentar:

Posting Komentar